Expose Paparan Hasil Desain Arsitektur Dan Desain Teknis Perencanaan Wisata Desa Batangan Madura

Expose Paparan Hasil Desain Arsitektur Dan Desain Teknis Perencanaan Wisata Desa Batangan Madura



Bangkalan - Kali ini Kepala Desa Batangan Kecamatan Tanah Merah Madura Berkolaborasi dengan Kepala Desa Alas Rajah asal Kecamatan Blega menunjukkan hasil expose Desain Arsitektur Dan Desain Teknis Perencanaan Pembangunan Wisata Desa Water Park, Di Balai Kantor Desa Batangan, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan Madura, Rabu 21/12/2022.

Acara tersebut di hadiri pula BUMDES, BPD, Camat Tanah Merah dan Camat Blega, Dinas PUPR, Dishub, DLH, Bapeda, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan Moh. Hasan Faisol.  Tanah Merah, Camat Blega, Muspika, Koramil Kapolsek, Kepala Desa Batangan, Kepala Desa Blega, Perangkat Desa, Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) dari Malang, Ulama dan juga tokoh masyarakat setempat. 


"Kepala Desa Batangan H.ZAINI memaparkan yang pertama kami pasrahkan kepada tim Desain dan perencanaan UTM Malang yang bertugas di Desa biar adil seperti itu, kita Mohon sumbangsih pemikirannya atau tanggapannya nanti langsung secara mengalir semacam diskusi seperti itu ketika dari pihak tim desain sudah memaparkan perencanaannya maka baik dari UPTD yang terkait dan juga dari pihak Bank BRI dan juga pihak Bank Jatim atau seluruh peserta ingin menyumbangkan sebuah pikirannya atau mengkritisi atau ada sumbangsih pemikiran dan sejenisnya maka kami persilahkan secara langsung ketika pemaparan sudah selesai,'Pungkasnya.

Kami bangga dan terharu mohon doa dan dukunganya, mudah-mudahan kami bisa melaksanakan apa yang selama ini kami cita-citakan sudah tercapai dan tidak main-main lagi, minta tolong biarkan Media dan LSM bekerja sama juga bersinergi dan konstruktif itu harapan kami, kemungkinan di tahun 2023 supaya Desa Batangan dan Desa Alas Raja berarti itu 24 view-nya sudah tidak seperti sekarang ini, harapan kami cuman itu kami mohon dukungan pada segenap OPT Kabupaten Bangkalan.

Bagaimana PAD tersebut kami bersepakat mulai dari masyarakat dan perangkat desa Nantinya dari penghasilan PAD tersebut akan kami alokasikan 50% untuk kepentingan pendidikan mulai dari PAUD,sampai Perguruan Tinggi di Desa batangan.

Dekan FTSP, ITN Malang, Dr. Ir. Hery Setyobudiarso M.Sc, menjelaskan, mahasiswa FTSP sudah menyelesaikan KKNT selama dua bulan di Desa Batangan, dan Desa Alas Rajah. Maka, implementasi dari hasil KKNT disampaikan melalui paparan.

"Untuk sampai pada paparan ini kami sudah melakukan survei, yang kami anggap hasilnya nanti bisa menjadi jargon desa. Hari ini kegiatan sudah selesai dan diimplementasikan dengan paparan desain," kata Hery.

Menurut Hery, desain yang telah dibuat mahasiswa sudah melalui kajian-kajian akademis. Rencana lokasi wisata dipotret, dianalisis, dan dibuatkan desain oleh mahasiswa arsitektur. Kemudian dihitung rencana anggaran biaya (RAB) oleh teknik sipil. 

"Tim KKNT bertanggung jawab dengan apa yang dipaparkan. Desain-desain yang dibuat sudah melalui kajian-kajian akademisi. Mereka juga dibimbing oleh dosen-dosen yang kompeten dibidangnya," imbuhnya.

KKNT sebagai wujud implelentasi merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), dan penerapan tri dharma perguruan tinggi. Kedua program ini sama-sama sebagai wujud pengabdian dan mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat.  

"Harapan kami dua desa ini sudah bisa melihat profil desanya, dan dapat menjadi kebanggan desa," tandasnya.

Karya desian yang dibuat oleh mahasiswa ITN Malang inipun sudah sesuai dengan harapan Kepala Disbudpar Bangkalan Moh. Hasan Faisol. Pasalnya tim KKNT mengangkat isu pembangunan dan pengembangan potensi desa wisata berbasis kearifan lokal, dengan mengangkat desain arsitektur neo vernakular. Desain arsitektur yang dibangun dengan sentuhan moderen tapi masih mempertahankan elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.

"Desa Alas Rajah dan Batangan harus kita fasilitasi dan suport bersama. Kabupaten Bangkalan juga memiliki percontohan desa wisata. Sehingga tidak perlu lagi mencontoh ke daerah lain," katanya.

Faisol juga mengapresiasi karya mahasiswa ITN Malang yang mengangkat kearifan lokal masyarakat desa Batangan dan Alas Rajah. Menurutnya dalam pengembangan wisata seharusnya tetap mempertahankan karakter daerah Madura. Bahkan bila perlu semua kata yang digunakan untuk mendukung wisata memakai bahasa Madura. 

"Kami berharap kata-kata yang gunakan memakai bahasa Madura. Makanan yang dijual juga makanan-makanan khas daerah, makanan khas desa setempat. Kami juga mohon dukungannya OPD terkait Dinas PU, daln lainnya untuk pengembangan kawasan desa," harapnya.

" Di saat sela waktu berakhir yakni harapan Kepala desa batangan H.zaini ,Semoga dengan adanya perencanaan pembangunan Wisata tersebut bisa mengangkat UMKM perekonomian masyarakat khususnya di Desa Batangan,
Agar bisa mengangkat angka kemiskinan yang ada di Desa kami,Supaya menjadi desa yang mandiri," Ujarnya.(Devi/tim)

Posting Komentar

0 Komentar

-------- PASANG IKLAN ANDA 1 --------
-------- PASANG IKLAN ANDA 2 --------
-------- PASANG IKLAN ANDA 3 --------
To Top